Minggu, 26 September 2010

Semua Tentang Tetsuya Ogawa

PROFIL

Nama Asli : Tetsuya Ogawa
Panggilan : Tetchan
TTL : 3 Oktober 1969, Osaka, Jepang
Tinggi : 167 cm
Istri : Ayana Sakai
Instrumen: Bass (sekaligus leader Laruku)
Hobi / kesukaan : Mobil, gadget, anime (terutama Evangelion), fashion, dan belanja.
Warna Favorit : Banyak terutama Pink, (suka nge-mix warna kalo dalam fashion. ex : warna ijo ditabrak ama warna oren)


Tetsuya Ogawa lahir pada 3 Oktober 1969. Ia adalah seorang pendiri, bassis, dan pemimpin grup musik terkenal Jepang, L’Arc~en~Ciel. Tetsu juga dikenal sebagai solo artis TETSU69, angka 69 mencerminkan tahun kelahirannya. Namun sejak awal tahun 2007, seiring dengan rilis singel Can’t Stop Believing, nama TETSU69 berubah menjadi tetsu.

Tahun 2006, tetsu menjadi tamu tetap untuk band Creature Creature, sebuah band ciptaan vokalis legendaris band Jepang, Morrie dari band "Dead End". Selain itu, Tetsu juga dikenal sebagai artis yang dandanannya paling mencolok di antara anggota L’Arc~en~Ciel lainnya. Pada tahun 1999, dia sempat tenar dengan seri sepatu Bufallo, sebuah sepatu dengan sol setebal 15 cm. Sejak tahun 2003, dia lebih suka berdandan dengan menggunakan celana motif kotak-kotak dan kilt dengan motif yang sama.

Tetsu terkenal karena permainan bass-nya yang khas. Dia memberi komentar bahwa bass juga bisa bernyanyi. Dengan bassline yang rumit, ia bisa memadukan suara bass-nya dengan beat yang dihasilkan oleh Yukihiro. Dalam menciptakan lagu, lagu-lagu Tetsu cenderung lebih nge-pop, sangat bertolak belakang dengan lagu-lagu Ken dengan nuansa rock-nya yang dibalut dengan permainan blues yang kental. Tetsu lebih sering bermain dengan pick, tapi terkadang dia juga bermain fingering saat memainkan lagu "Winter Fall", "Jojoushi", "Shinsoku", "The Nepenthes", dan "Twinkle Twinkle". Di beberapa lagu, Tetsu memakai teknik slapping seperti di lagu "The Nepenthes", "Caress of Venus", dan "Twinkle Twinkle". Tetsu juga pernah memakai efek distortion pada bass-nya di lagu "Stay Away" dan "Butterfly's Sleep". Dia sangat terkenal dengan trade mark-nya, yaitu pisang. Saat live performance, dia suka melempar pisang ke arah penonton atau biasa disebut "Munkimpo-kun". Hal tersebut dilakukan saat Laruku akan membawakan lagu "Stay Away" dan biasanya pisang yang ia lemparkan adalah pisang yang sudah ia makan. Selain pisang, ia suka melempar buah-buah yang lain seperti, terong dan semangka. Dia juga sering melakukan fan service dengan mencium sang vokalis, Hyde.

LINTAS FAKTA SEPUTAR TETSU

Tetsu adalah bassis L’Arc~en~Ciel sekaligus menjabat sebagai leader band tersebut. Dialah yang mengusulkan nama L’Arc~en~Ciel, setelah terinspirasi oleh sebuah film Perancis yang baru ia tonton dengan judul yang sama. Ia juga menciptakan beberapa lagu Laruku, seperti "Ready Steady Go", "Jiyuu e No Shoutai", "Link", "Winterfall", "Stay Away", dan "Winter Fall". Tetsu adalah anak tertua di keluarganya, ia memiliki 2 orang adik perempuan. Di keluarganya ia sering dipanggil tetchan, hingga akhirnya orang-orang di sekitarnyapun melakukan hal serupa.

Seperti halnya Hyde, Tetsu pernah bergabung dengan klub olah raga di sekolahnya, bedanya ia ikut klub Baseball. Tapi juga seperti halnya Hyde, tak berapa lama ia keluar, sebabnya ia malas dengan berbagai latihan dasar yang harus dijalaninya, ia hanya ingin bermain baseball bukan berlatih.

Tetsu menyukai musik sedari ia kecil. Sejak di kelas satu SLTP Tetsu sudah mendengarkan karya musisi asing. Ia dan Ken (gitaris Laruku) sudah bersahabat sejak mereka masih kecil, karena rumah mereka bertetangga. Mereka bersama seseorang bernama Ko-chan yang usianya lebih tua dari mereka sama-sama menyukai musik. Seringkali setiap Ken dan Tetsu pulang sekolah, mereka berkunjung ke rumah Ko-chan untuk bermain musik. Ko-chan dan Ken memegang gitar, sedangkan Tetsu bermain bass. Setelah beberapa lama, Ko-chan lulus SMU dan bekerja, akhirnya mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Pada waktu ia duduk di bangku SMU, ia mencoba untuk membentuk grup band bersama teman-teman di sekolahnya. Setelah sekian lama mereka membubarkan diri. Lantas Tetsu kembali bersama Ken membentuk sebuah grup band bernama "Bystonwell". Dengan grup tersebut, ia sering membawakan lagu-lagu dari Scorpions

Setelah lulus SMU, Bystonwell bubar, ia bekerja paruh waktu di sebuah toko musik, sedangkan Ken melanjutkan sekolahnya ke Universitas Nagoya.
Tetsu kemudian mencoba membentuk grup band. Awalnya ia ingin menjadi vokalis dalam grup bandnya. Akan tetapi setelah melihat penampilan Hyde, ia mengurungkannya. Ia merekrut Hyde yang pernah bergabung dengan grup band "Jerusalem's Rod".

Tetsu sangat menyukai Anime terutama Shinseiki Evangelion dan Gundam. Asuka Langley, salah satu tokoh dalam anime tersebut adalah tipe wanita favoritnya. Tetsu bahkan menyarankan Hyde untuk menonton anime tersebut.
Tetsu adalah orang yang gila belanja. Berbagai barang elektronik hingga pakaian bermerk ia sikat. Karena itu di rumahnya berlimpah benda-benda elektronik, seperti HiFi, CD player, dan banyak lagi. Dan di dalam lemari pakaiannya tidak ada pakaian yang tidak bermerk. Tetsu adalah satu-satunya anggota L’Arc~en~Ciel yang tidak merokok. Meskipun anggota lainnya merokok seperti setan di sekitarnya, tetap saja ia tidak merokok. Biasanya ia selalu menyuruh Ken, Yukihiro, atau Hyde pergi ke balkon apabila mereka datang ke rumah Tetsu dan ingin merokok.

Sabtu, 25 September 2010

Sentimental Teacher

Setiap murid pasti menginginkan sosok guru yang baik, pengertian, dan rajin cebok. Tapi gak sesuai dengan harapan, mimpi, dan cita-cita bangsa Indonesia yang tersurat di pembukaan UUD 1945; gw malah dapet guru yang super stresss.

Gw jadi inget kata-kata ibu gw…
”Dham! jangan gantungin kolor di atas kipas angin!”, enggak, ding...bukan yang itu, yang bener tuh, ”Orang yamg baik tuh pasti akan dapet jodoh yang baik pula.”

Mirip dengan gw yang orang gila dapet guru kesenian yang gila pula.
Jadi waktu smp, gw pernah dapet guru kesenian yang kata kakak kelas gw tuh rada-rada, ehm…gila. Namanya Ibu Hartini. Gw kaget setengah waras. Katanya sih doi bisa jadi kayak gitu gara-gara salah satu anaknya pernah ada yang meninggal. Beban psikologis kali ya. Gw juga gitu, waktu kucing gw mati, gw jadi ogah-ogahan gitu jalanin idup. Dari yang biasanya gw makan tiga kali sehari, jadi makan sehari tiga kali. Gw sangat merasa bersalah....soalnya tu kucing mati gara-gara minumin baygon. Mata gw jadi bergelimang air ingus setelah nginget-nginget masa lalu gw.

Rasa iba gw berubah 180°c (yang bener tuh 180°, Dham...) menjadi rasa kesal. Jadi waktu dia lagi ngasih soal yang didikte buat ulangan, gw melakukan suatu kebodohan.

”Soal berikutnya…tarian apa yang berasal dari Aceh?”, kata dia sambil megang kertas soalnya.
Enggak tau gw lagi kesambet atau apa gw langsung nyeletuk dengan suara super pelan, ”GAM…”(Gerakan Aceh Merdeka)

Temen sebelah gw yang namanya Rizal langsung ngakak dengan mulut kebuka lebar ngdenger gw nyeletuk. Lebar banget sampe kepala gw kesedot. Sambil nunjuk2 gw, dia bilang, ”GAM!? wakakakakakak…hakhakhakhak…hoekhoekhoek…”

Si guru itu nyadar kalo salah satu muridnya ada yang lagi bercandain dia.

”Siapa yg bilang GAM!!”, bentak dia dengan mata melotot udah kayak ikan mau mati gara-gara ngeliat gw telanjang.
Rizal yamg emang gak punya rasa setia kawin, eh, maksud gw rasa setia kawan pun langsung bilang, ”Idham Bu! Idham!”

”Ooh…jadi kamu ya!! Kamu itu! berani melecehkan Ibu!”, bentak dia.

Dia ngomel-ngomel. Abis itu gw dihukum suruh jawab beberapa pertanyaan dari dia. Gw kira gw udah aman pas abis ngejawab betul semua pertanyaan dia. Tapi ternyata langit berkata tidak Setelah gw menjawab betul semua pertanyaan dari dia, dia pun ngasih pertanyaan ke temen gw yang laen dan temen gw juga bisa ngejawab pertanyaan tersebut.
Terus kata dia, ”Ternyata! barisan belakang tuh ada juga yang pinter ya! nggak kayak dia (gw) tuh! yang duduk paling belakang!”

Si Rizal cuman bisa mengais minta maaf ke gw. Satu-satunya komentar yang keluar dari mulut gw adalah…kampret. Emang sih gw yang salah, hue..hue..

Tapi bukan itu sisi gila mau gw ceritain. Jadi gw punya temen, namanya Kemal(uan). Waktu kelas 3, pas dia lagi diajar ama Bu Hartini, si Kemal(uan) lagi bercanda ama temennya. Gw gak tau lagi bercanda apaan, mungkin lagi bercanda tarik-kolor-dia-yang-jaga. Lagi cela-celaan, terus tiba-tiba dengan segenap kemampuan sambil nahan kentut, si Kemal(uan) ngatain gila ke temennya yang lagi ngecengin dia. Eh, tu guru malah merasa dikatain gila ama si Kemal(uan). Si Ibu pun marah besar sebesar idung gw.
Beda ama gw yang dihukum suruh jawab pertanyaan dari dia, si Kemal(uan) cuman disuruh nyanyi. Pikir gw enak banget kalo tiap gw ngatain gila ke guru, gw cuman disuruh karaokean. Abis diomelin, si Kemal(uan) disuruh nyanyi di depan kelas ama Bu Hartini sebagai hukuman. Setelah si Kemal(uan) nyanyi ”Janda Beranak”(sebenarnya gw gak tau pasti sih lagu yang dinyanyiin dia), nggak ada angin nggak ada kentut, Bu Hartini langsung nangis di pintu kelas sambil meluk-meluk tu pintu. Ni guru lagi napsu ama pintu kayaknya, mirip dengan kebiasaan gw yang selalu napsu kalo ngeliat kulkas nganggur. Terus dia bilang, ”Kenapa!? kenapa!? padahal kamu tuh suaranya bagus! tapi kenapa kamu ngatain Ibu gila!! hu..hu..”, teriak dia sambil nangis.

Hening.

Sekelas diem gak bisa berkata apa-apa lagi. Layaknya tikus makan sabun, tangisan Bu Hartini ternyata bisa membisukan murid-murid sekelas (gw tau kalo analoginya gak nyambung).
Tu guru emang tempramen kayaknya. Masa dia marah pas kepalanya gw gebok pake bata merah...(kalo ini sih semua orang juga marah ya...)

*Untuk yang namanya Kemal, he..he..sory, Mal…nama lo gak segeli yang gw tulis kok..haha...

Si Pemerkosa Ayam

Bagi gw (yang pada saat itu masih lucu, imut, dan selalu bikin muntah orang-orang yang ngeliat gw) masa smp adalah masa yg membosankan di mana gw harus ngerjain banyak tugas dan boker di jamban.


Gw mengawali hari gw sebagai murid smp dengan mandi, salat, dan ngupil. Sungguh awal pagi yg indah. Setelah memakai seragam, gw pun memakai dasi yang belom dicuci selama 3 tahun (padahal waktu itu gw masih kelas 1). Sebuah dasi yang najis nan jorok. Di dasi itu masih ada sisa-sisa ingus, upil, dan air kencing gw.

Gw masuk sekolah dengan tampang lugu dan baju lusuh seolah-olah gw abis diperkosa ama om-om Nigeria umur 30 tahun-an. Malapetaka itu datang saat jam pelajaran terakhir tengah berlangsung. Guru PKn gw adalah seorang guru waras (setelah minum obat) dan berkumis super tebal. Gw jd penasaran, jangan-jangan komik doremon gw yang ilang ternyata ada di dalem kumis dia lagi. Namanya Jaka Asusila (sebenarnya namanya Jaka Susila, cuman dia sial aja dapet murid iseng kayak gw yang suka ngubah-ngubah nama orang).

Saat dia sedang menjelaskan materi tentang kriminal, semua masih berjalan normal di mana ayam masih berkokok, burung masih berkicau, dan Idham masih mengeong. Sampe akhirnya dia memberikan contoh gila tentang kriminalitas.

“Mm…jadi…kalau contoh dari kriminalitas itu misalnya….”, masih bingung cari contoh sampai dia dapet inspirasi pas abis ngeliat muka mesum gw.

Gak usah panjang-panjang...hanya tiga kata yang keluar dari mulut dia, "Idham perkosa ayam."

“wahahahahahaha…”, sekelas ngakak ngetawain gw dengan tatapan menjijikan kayak lagi ngeliat alien ileran.
Gw gondok.
Beneran gondok.

Tu guru gak manusiawi banget, seh! Kenapa harus ayam!? Britney Spears kek, Christina Aguilera kek, Chris John kek.

*Pengalaman nyata di atas tidak seperti yang anda bayangkan. Gw gak bener-bener mau merkosa Britney Spears dan Christina Aguilera, kalo Chris John sih mungkin.

Redenominasi Bukanlah Sanering

Redenominasi adalah penyederhanaan denominasi (pecahan) mata uang menjadi pecahan yang lebih kecil dengan cara mengurangi digit (angka nol) tanpa memangkas nilai mata uang tersebut. Contohnya terjadi redenominasi tiga digit (3 angka 0), maka Rp 2.000, 00 menjadi Rp 2, 00. Nantinya pecahan mata Rp 2, 00 baru setara dengan denominasi Rp 2.000, 00 yang lama. Sedangkan mata uang yang kecil seperti Rp 500, 00 akan diganti dengan uang sen.
Redenominasi bukanlah sanering yang pernah diterapkan di Indonesia atas usulan Gunting Syarifudin pada 20 Maret 1950. Kebijakan sanering bertujuan untuk mengurangi tingkat harga dan jumlah uang yang beredar, karena pada saat itu Indonesia tengah mengalami inflasi sampai dengan 600% yang menyebabkan rakyat Indonesia mengalami penurunan kesejahteraan. Indonesia tercatat pernah mengalami dua kali devaluasi, yaitu saat nilai mata uang rupiah dipotong 50% pada era Gunting Syarifudin (1959) dan saat Soeharto memerintah pada tahun 1965 di mana nilai mata uang Rp 1.000,00 dipotong menjadi Rp 1, 00.
Tidak seperti sanering yang menimbulkan kerugian pada daya beli yang menjadi turun drastis, redenominasi tidak berpengaruh apa-apa terhadap perekonomian.Tujuan redenominasi dalam menyederhanakan pecahan uang adalah agar lebih efisien dan nyaman dalam proses transaksi, karena di dunia, mata uang terbesar di Indonesia menempati urutan ke dua setelah Vietnam dengan mata uang terbesarnya sebesar 500.000 dong. Tujuan lainnya adalah untuk mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan negara regional.
Pada penerapannya, redenominasi harus ada sosialisasinya terlebih dahulu kepada masyarakat agar tidak terjadi kesalahpahaman persepsi terhadap kebijakan tersebut. Syarat lain yang harus dipenuhi sebelum redenominasi dilaksanakan adalah perekonomian suatu negara harus stabil dan sehat.
Ada banyak pro dan kontra mengenai redenominasi. Tentu saja kita sebagai rakyat Indonesia menginginkan yang terbaik bagi Indonesia.